Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyampaikan bahwa tantangan paling berat dalam sektor pariwisata saat ini adalah penanganan dan pengelolaan sampah, terutama di sejumlah destinasi wisata yang mengalami penurunan jumlah kunjungan. Permasalahan ini dinilai tidak hanya berdampak pada aspek lingkungan, tetapi juga pada kenyamanan dan daya tarik wisata itu sendiri.
“Saat ini, sampah menjadi tantangan terbesar. Mungkin kita tidak secara sadar akan kehadiran sampah, tapi ini masalah serius dan bisa membuat kita tertinggal dari negara-negara lain,” ujar Ni Luh Puspa dalam keterangannya, Jumat (16/5).
Ia menambahkan, Indonesia memiliki ribuan kawasan indah yang berpotensi tinggi menjadi destinasi wisata unggulan. Namun, potensi besar tersebut dapat tergerus apabila persoalan kebersihan dan lingkungan tidak ditangani dengan serius. Sampah, menurutnya, menjadi jejak buruk yang merusak estetika dan ekosistem di sekitar destinasi wisata.
Ni Luh Puspa menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha pariwisata, komunitas lokal, dan wisatawan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Edukasi kepada masyarakat serta penguatan regulasi dan infrastruktur pengelolaan sampah juga dinilai menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini.
“Kita harus mulai dari kesadaran kolektif. Jangan sampai wisatawan enggan datang hanya karena tempat wisata kita kotor dan tidak terawat. Pariwisata berkelanjutan adalah masa depan, dan itu hanya bisa dicapai dengan lingkungan yang bersih dan terjaga,” pungkasnya.



















