Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Wali Kota I Kadek Agus Arya Wibawa memperkenalkan potensi wisata religi dan wisata mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai kepada para delegasi Executive Committee Meeting CityNet Asia Pacific ke-45 Tahun 2025, Selasa (28/10). Kunjungan lapangan ini menjadi bagian dari agenda penting forum internasional tersebut, yang menyoroti pengelolaan kota berkelanjutan, pelestarian lingkungan, serta penguatan identitas budaya lokal sebagai daya tarik wisata urban.
Dalam kunjungan pertama, para delegasi diajak mengunjungi Puri Agung Jero Kuta, salah satu situs bersejarah dan pusat kebudayaan yang menjadi simbol penting perkembangan Denpasar. Di lokasi ini, rombongan disambut hangat dengan Tari Pendet—tarian penyambutan khas Bali—sebagai bentuk penghormatan kepada tamu kehormatan. Para peserta kemudian diberikan penjelasan mendalam mengenai sejarah, filosofi, dan makna arsitektur bangunan Puri Agung Jero Kuta yang sarat nilai spiritual dan kearifan lokal.
“Puri Agung Jero Kuta bukan sekadar situs sejarah, tetapi juga ruang hidup kebudayaan Bali yang masih aktif menjalankan tradisi leluhur. Kami ingin menunjukkan bagaimana kebudayaan dapat berjalan seiring dengan pembangunan kota modern,” ujar Wali Kota Jaya Negara dalam sambutannya. Ia menekankan bahwa pengenalan puri kepada para delegasi internasional menjadi simbol bahwa Denpasar bukan hanya kota administratif, tetapi juga pusat budaya dan spiritualitas masyarakat Bali.
Usai kunjungan ke puri, rombongan melanjutkan agenda ke lokasi kedua, yaitu Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, kawasan konservasi mangrove yang sekaligus menjadi ikon ekowisata dan wisata edukatif Kota Denpasar. Di kawasan ini, para delegasi diperkenalkan dengan berbagai jenis tanaman mangrove serta sistem ekologinya yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan pesisir, mengurangi dampak perubahan iklim, dan melindungi habitat biota laut.
Tahura Ngurah Rai juga memiliki nilai historis tersendiri, sebab kawasan ini pernah menjadi venue penting dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia tahun 2022. Wali Kota Jaya Negara menjelaskan bahwa keberhasilan Bali menjadi tuan rumah berbagai acara internasional tidak lepas dari sinergi antara pelestarian lingkungan, budaya, dan ekonomi kreatif. “Kami ingin menunjukkan bahwa Bali mampu menjaga harmoni antara alam, budaya, dan modernitas,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, pihak CityNet Asia Pacific menyerahkan secara simbolis bibit pohon mangrove kepada Pemerintah Kota Denpasar, sebagai bentuk dukungan terhadap komitmen Denpasar dalam program penanaman pohon dan restorasi ekosistem pesisir. Bibit tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Jaya Negara, yang menyampaikan apresiasi atas kontribusi dan kepercayaan komunitas internasional terhadap upaya pelestarian lingkungan di Bali.
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi wujud nyata dari semangat kolaborasi lintas negara dalam menciptakan kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. “Forum CityNet ini menjadi momentum bagi Denpasar untuk memperkuat jaringan kota-kota di Asia Pasifik, bertukar gagasan, serta memperlihatkan praktik baik dalam tata kelola lingkungan dan pelestarian budaya,” katanya.
Para delegasi yang hadir mengaku terkesan dengan harmoni yang ditunjukkan antara unsur budaya dan lingkungan hidup di Denpasar. Mereka menilai Bali berhasil menjadi contoh konkret bagi pengelolaan kota yang mengintegrasikan nilai spiritual, sosial, dan ekologis ke dalam kebijakan pembangunan.
Kunjungan lapangan ini ditutup dengan kegiatan simbolis penanaman pohon mangrove di area Tahura, di mana para perwakilan negara peserta turut berpartisipasi. Selain sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim, kegiatan tersebut juga diharapkan memperkuat pesan bahwa kerja sama global harus dimulai dari tindakan nyata di tingkat lokal.
