Ribuan umat Hindu memadati kawasan Pantai Mertasari, Denpasar, Minggu (7/9), untuk melaksanakan ritual Melukat dalam rangka perayaan Hari Banyu Pinaruh. Tradisi religius ini dilakukan sehari setelah Hari Raya Saraswati dan dimaknai sebagai momentum penyucian diri, baik secara jasmani maupun rohani, agar pikiran kembali bersih dan jernih. Sejak pagi hari, masyarakat telah berbondong-bondong menuju pantai membawa perlengkapan upacara dan sarana persembahyangan. Suasana penuh khidmat tercipta ketika umat secara bergantian turun ke laut, menyentuhkan air suci ke tubuh sebagai simbol pembersihan dari segala kotoran lahir batin. Banyu Pinaruh sendiri diyakini sebagai ajaran untuk menyatukan ilmu pengetahuan dengan kesucian jiwa, sehingga manusia dapat menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan. Kehadiran ribuan umat di Pantai Mertasari tidak hanya mencerminkan ketaatan spiritual, tetapi juga memperlihatkan kekuatan tradisi Bali yang tetap lestari di tengah arus modernisasi.
Perayaan Banyu Pinaruh di pantai ini juga menjadi momen kebersamaan, di mana berbagai kalangan masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua, turut serta dalam ritual penyucian. Melalui Melukat, umat Hindu meyakini diri mereka akan memperoleh keseimbangan antara jasmani, pikiran, dan jiwa, sehingga siap menghadapi hari-hari berikutnya dengan semangat baru. Pantai Mertasari dipilih karena laut dipandang sebagai sumber kehidupan sekaligus media pembersihan spiritual yang kuat dalam tradisi Hindu Bali. Pemerintah daerah bersama aparat keamanan turut mengatur kelancaran acara agar ritual berjalan tertib, aman, dan penuh kekhidmatan. Tradisi ini sekaligus menjadi daya tarik budaya dan spiritual bagi wisatawan, yang banyak terlihat mengamati prosesi dengan penuh minat. Dengan terlaksananya perayaan Banyu Pinaruh ini, masyarakat Bali kembali menegaskan identitasnya sebagai komunitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius, keseimbangan alam, serta keluhuran budaya, menjadikan ritual Melukat bukan hanya bagian dari kewajiban spiritual, melainkan juga warisan budaya yang mengikat solidaritas sosial dan menjaga harmoni kehidupan.


















