Bali kembali memancarkan keindahan budayanya melalui perayaan Pengerebongan 2025 yang sarat makna spiritual dan estetika. Salah satu daya tarik utama dalam upacara ini adalah deretan penjor yang menjulang anggun di depan pura, menciptakan suasana sakral dan memikat setiap mata yang memandang.
Penjor, simbol persembahan kepada Tuhan serta penghormatan terhadap alam, tidak hanya menjadi bagian dari ritual, tetapi juga memperkuat identitas budaya Bali yang kaya nilai filosofi. Dalam konteks Pengerebongan, penjor berperan sebagai elemen penyambut kedatangan para dewa dan leluhur yang diyakini “turun” untuk memberkati umat.
Pengerebongan sendiri adalah upacara keagamaan yang diadakan delapan hari setelah Hari Kuningan di Desa Adat Kesiman, Denpasar. Ritual ini bertujuan untuk mengharmoniskan kembali hubungan antara manusia, alam, dan roh-roh leluhur melalui prosesi trance dan penyucian spiritual.
Kehadiran penjor yang dihias indah dengan janur, bunga, dan hasil bumi menambah semarak upacara, sekaligus memperlihatkan keindahan Bali yang tak hanya tampak dari alamnya, tetapi juga dari jiwa masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai adat dan spiritualitas.
Bali is Beautiful bukan sekadar slogan, melainkan refleksi nyata dari kekayaan tradisi seperti Pengerebongan dan kemegahan penjor yang menjadi simbol harmoni antara dunia sekala dan niskala di Pulau Dewata.



















